Cerita Mistis yang Menyelimuti Keindahan Pulau Biawak di Indramayu

Kabupaten Indramayu memiliki pulau yang indah untuk wisata, namanya Pulau Biawak. Lokasi wisata ini merupakan sebuah kepulauan yang terletak di Laut Jawa. Disebut kepulauan karena ada tiga pulau di kawasan ini, yakni Pulau Biawak, Pulau Candikian, dan Pulau Gosong. Dikutip dari laman jabarprov.go.id, Pulau Biawak ini jaraknya sekitar 28 mil laut atau sekitar 40 kilometer dari pantai utara Tirtamaya Indramayu. Banyak orang bilang, pulau ini masih perawan sehingga banyak yang mau menjelajahi eksotisme pulau ini.

Namun yang menjadi permasalahan adalah transportasi untuk menuju ke sana. Pemerintah Kabupaten Indramayu hanya punya dua kapal penyebrangan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kapasitasnya yang satu bisa membawa 30 orang dan satu lagi 10 orang. Kedua kapal ini hanya dioperasikan setiap hari Sabtu dan Minggu dengan tarif sewa Rp290 ribu per orang. Namun pelancong juga bisa menyewa perahu motor nelayan seharga Rp2 juta per 10 orang. Untuk perahu motor milik nelayan ini bisa disewa kapan saja.

Dengan kapal milik pemerintah bisa menyeberang ke Pulau Biawak dengan waktu tempuh sekitar 1-1,5 jam. Sedangkan dengan perahu motor milik nelayan sekitar 4 jam. Di Pulau Biawak ini ada mercusuar buatan Belanda yang didirikan pada 1872. Hingga kini mercusuar setinggi 65 meter dengan 16 lantai tersebut masih berdiri tegak. Udara bersih dengan semilir angin laut membuat rasa capek dan lelah selama perjalanan laut seketika akan sirna begitu kaki menginjakan Pulau Biawak.

Tidak hanya itu, air laut di perairan pulau tersebut begitu bening sehingga pengunjung bisa melihat dasar laut tanpa harus menyelam. Gugusan terumbu karang yang masih utuh menambah cantik perairan pulau Biawak. Ditambah banyaknya ikan hias dengan aneka warna mengundang pelancong untuk ingin segera terjun dan menulusuri tiap jengkal terumbu karang di sana. Pulau dengan luas 120 hektare ini didominasi dengan tanaman bakau yang hijau dan rapat. Sesuai dengan namanya, di pulau ini juga banyak berkeliaran biawak.

Sebenarnya nama pulau ini adalah Pulau Rakit. Namun oleh Pemerintah Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena banyak dijumpai biawak yang jadi ciri khas pulau ini. Satwa ini tergolong unik karena hidup di habitat air asin. Jelang matahari terbenam, biasanya biawak-biawak dengan panjang antara 20 cm - 1,5 meter terlihat berenang di tepian pantai. Saat matahari terbenam, satwa-satwa itu berburu ikan.

Selain disebut sebagai Pulau Biawak, pulau ini juga disebut sebagai Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis. Di antara kepulauan yang ada di sana, Pulau Biawak yang masih utuh dalam segalanya. Sedangkan pulau lainnya hanya berupa hamparan pulau karang semata. Pulau Gosong, misalnya, kondisinya rusak karena jutaan meter kubik material karangnya diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan. Keberadaan pulau ini sangat berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut yang melintas di kepulauan tersebut. Maka tak heran, bangsa Belanda semasa menjajah kepulauan Indonesia, mendirikan bangunan mercusuar.

Mercusuar dengan ketinggian sekitar 65 meter itu dibangun oleh ZM Willem. Ini terlihat dari papan nama yang bertuliskan "Onder De Efcering van Z.M. Willwm III. Koning des Nederlanden, ENZ.., ENZ.,. Opgerigt Ovh Draailicht 1872". Hingga kini, bangunan itu masih berfungsi untuk memandu kapal-kapal besar maupun kecil yang melintas. Melihat usia bangunan tersebut, mercusuar itu diperkirakan seumur dengan mercusuar di Pantai Anyer.

Cerita Mistis
Terlepas dari keindahannya, ternyata Pulau Biawak ini disebut-sebut memiliki cerita mistis. Memang, cerita mistis di suatu tempat, selalu menjadi topik menarik untuk diulas. Cerita mistis pertama yang menyelimuti Pulau Biawak ini, konon katanya orang yang datang ke pulau ini untuk ritual pesugihan. Di Pulau ini juga terdapat makam Syeh Syarif Hasan yang katanya Beliau ini adalah orang Cirebon yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat.

Seorang blogger bernama Ridwan Sidik K, menuangkan pengalamannya ketika menjelajahi Pulau Biawak. Dalam tulisannya yang dimuat jarangpanas.com, blogger itu menyebut dia dan beberapa kawannya sempat mengalami cerita mistis. "Ada satu pengalaman menarik ketika saya mengunjungi Pulau Biawak, tepatnya pada saat perjalanan pulang," kata Ridwan.

Menurut dia, saat itu ketika di tengah laut, kapal yang mereka tumpangi mengalami sedikit gangguan. Setelah diselediki ternyata baling-baling kapal yang ditumpangi patah. "Iya benar, bukan hati saya yang patah, tapi baling-baling kapalnya. Serem gak tuh?" tulisnya.

Padahal menurut Ridwan, baling-baling kapal tidak mengenai apapun dan tidak tersangkut dengan benda apapun. Kata dia, untungnya awak kapal yang mereka tumpangi sigap dan segera mengganti baling-baling yang patah tersebut dengan baling-baling cadangan. "Suatu pengalaman yang berharga, bagi saya," tulisnya lagi.

Kemudian, cerita mistis lainnya yang beredar di Pulau Biawak ini. Di percaya biawak yang ada di sana bukan biawak biasa, di antaranya ada salah satu kelompok biawak yang dulunya di pelihara oleh nyonya belanda. Konon, biawak itu masih ada sampai sekarang. Tetapi hewan biawak ini jarang dijumpai, karena berada di alam gaib. Hanya menampakkan diri kepada orang tertentu saja.

Hewan biawak mistis ini memiliki perbedaan dengan biawak lainnya, perbedaannya adalah biawak piaraan nyonya belanda ini mempunyai ciri corak kalung berbeda dilehernya. Cerita mistis lainnya menurut warga disana pernah melihat sesosok ular raksasa yang menurut warga sekitar adalah ular jelmaan dari Pusaka Dewi Nawang Wulan, pusaka tersebut minta diberikan tempat.

Hal unik lainnya yang terdapat di pulau ini yaitu keberadaan sumur yang airnya berwarna merah darah. Konon, sumur ini dulunya tidak seperti ini. Menurut penduduk setempat, dulu sumur ini pernah dijadikan tempat ritual seseorang namun ritual tersebut gagal. Karena itu tak lama kemudian sumur ini airnya berubah menjadi merah. Walaupun sedikit mistis, tapi gak usah takut. Selama pengunjung tidak memiliki tujuan yang kurang baik dan juga tidak merusak alam, maka yakin sajalah, tidak ada perlu yang dikhawatirkan.

Sumber: https://www.otonomi.co.id/ragam/cerita-mistis-di-balik-keindahan-pulau-biawak-indramayu-1704253.html

BAHASA INGGRIS
Indramayu district has a beautiful island for tourism, named Pulau Biawak. This tourist site is an archipelago located in the Java Sea. Called the archipelago because there are three islands in this region, namely Island Biawak, Island of Wayang, and Pulau Gosong. Quoted from the page jabarprov.go.id, Island Biawak this distance about 28 nautical miles or about 40 kilometers from the north coast of Tirtamaya Indramayu. Many people say, this island is still a virgin so many who want to explore the exoticism of this island.

But the problem is the transportation to get there. Indramayu District Government has only two ships crossing aid from West Java Provincial Government. One capacity can carry 30 people and another 10 people. Both ships are only operated every Saturday and Sunday at a rental rate of Rp290 thousand per person. But travelers can also rent a fishing boat worth Rp2 million per 10 people. For boats owned by these fishermen can be rented at any time.

With a government-owned ship can cross to Biawak Island with travel time of 1-1.5 hours. While with a motor boat owned by fishermen about 4 hours. On the island of Biawak there is a Dutch-made lighthouse that was founded in 1872. Up to now the lighthouse as high as 65 meters with 16 floors are still standing upright. Clean air with sea breeze makes the feeling tired and tired during the sea trip will disappear instantly when the foot menginjakan Island Biawak.

Not only that, sea water in the waters of the island is so clear that visitors can see the seabed without having to dive. A coral reef cluster that still intact adds beautiful waters of the island of Biawak. Plus the number of ornamental fish with a variety of colors invite travelers to want to jump and jump every inch of coral reefs there. The island with an area of ​​120 hectares is dominated by green mangrove plants and meetings. As the name implies, in this island also many wandering lizards.

Actually the name of this island is Rakit Island. However, by the Government of Indramayu named Island Biawak because many found lizard so characteristic of this island. This animal is unique because it lives in saltwater habitat. By sunset, usually lizard-monitor lizard with a length between 20 cm - 1.5 meters seen swimming on the shoreline. At sunset, the animals hunt fish.

Besides referred to as Island Biawak, this island is also called as Menyawak Island and Bompyis Island. Among the islands there, the island of Biawak is still intact in everything. While the other island is just a stretch of coral island alone. The island of Gosong, for example, is damaged due to its millions of cubic meters of coral material being taken to deteriorate the location of the Pertamina refinery of the Balongan VI Processing Unit. The existence of this island is very dangerous for sea vessel shipping passage through the islands. So no wonder, the Dutch during colonizing the Indonesian archipelago, erect a lighthouse building.

Lighthouse with a height of about 65 meters was built by ZM Willem. This can be seen from the signboard that reads "Onder De Efcering van Z.M. Willwm III Koning des Nederlanden, ENZ .., ENZ.,. Opgerigt Ovh Draailicht 1872". Until now, the building is still functioning to guide the large and small ships that pass. Seeing the age of the building, the lighthouse was estimated to be the same age as the lighthouse on Anyer Beach.

Mystical Stories
Regardless of its beauty, it turns out this Biawak Island touted to have a mystical story. Indeed, a mystical story somewhere, has always been an interesting topic to review. The first mystical story that enveloped the island of Biawak, it is said that people who come to this island for ritual pesugihan. In this island there is also the tomb of Sheikh Syarif Hasan who he said This is a Cirebon people who spread Islam in the region of West Java.

A blogger named Ridwan Sidik K, pours his experience when exploring the island of lizards. In his writings published rarelypanas.com, the blogger mentioned him and some of his friends had experienced a mystical story. "There was one interesting experience when I visited the island of Biawak, precisely on the way home," said Ridwan.

According to him, when it was in the middle of the sea, the ship they were riding a little disturbance. After being investigated, the ship's propeller was broken. "Yeah right, not my broken heart, but the ship's propeller. He wrote.

Yet according to Ridwan, the ship's propellers are not about anything and are not stuck with anything. He said, fortunately the crew of the ship they were flying swiftly and immediately replace the broken propellers with propeller back. "A valuable experience, for me," he wrote again.

Then, another mystical story that circulated in this island of Biawak. In believe the lizards that are there instead of ordinary lizards, among which there is one group of lizards that was formerly maintained by the mistress of the Dutch. That said, monitor lizards are still there today. But these lizard animals are rarely encountered, because they are in the unseen world. Just appear to certain people only.

Animals this mystical lizards have differences with other lizard, the difference is this lady mistress miawak have characteristic necklace different style dilehernya. Another mystical story according to the residents there have seen a giant snake that according to surrounding villagers is a snake incarnation of Pusaka Dewi Nawang Wulan, the heirloom asked for a place.

Another unique thing found on this island is the existence of a well whose water is red blood color. It is said that this well was not like this before. According to local residents, this well was once used as a place of ritual but the ritual fails. So soon the water turned red. Although a little mystical, but do not be afraid. As long as the visitor does not have an unfavorable goal and also does not damage nature, then just be assured, there is no need to worry about.

Related : Cerita Mistis yang Menyelimuti Keindahan Pulau Biawak di Indramayu

0 Komentar untuk "Cerita Mistis yang Menyelimuti Keindahan Pulau Biawak di Indramayu"

Note: Only a member of this blog may post a comment.